Generasi milenial sering mendapat stigma sebagai generasi yang kesulitan mengatur keuangan karena gaya hidup mereka yang cenderung berbeda dari generasi sebelumnya. Dengan munculnya berbagai layanan kredit digital, tren konsumsi yang tinggi, dan kebutuhan hidup yang semakin meningkat, generasi ini memang menghadapi tantangan dalam hal keuangan. Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat membantu generasi milenial dalam mengelola keuangan untuk mencapai stabilitas finansial jangka panjang.
1. Menentukan Tujuan dan Rencana Keuangan yang Jelas
Memiliki tujuan yang jelas adalah kunci keberhasilan dalam mengatur keuangan. Dengan menentukan tujuan keuangan seperti membeli rumah, mempersiapkan dana pensiun, atau liburan, kita bisa lebih mudah menentukan prioritas pengeluaran. Salah satu cara yang direkomendasikan untuk membagi pengeluaran adalah dengan metode 50/30/20. Metode ini mengalokasikan 50% dari pemasukan untuk kebutuhan pokok (seperti sewa, makanan, dan transportasi), 30% untuk tabungan dan investasi, dan 20% untuk kebutuhan konsumtif. Cara ini memungkinkan keuangan kita lebih terkontrol dan sesuai prioritas.
2. Rutin Mengecek Saldo Rekening
Mengetahui jumlah uang di rekening secara berkala dapat membantu kita mengendalikan pengeluaran. Dengan memantau saldo rekening, kita lebih berhati-hati dalam menggunakan uang yang tersedia. Ini juga akan mengingatkan kita untuk tidak menggunakan tabungan atau dana yang telah dialokasikan untuk tujuan tertentu, kecuali dalam kondisi darurat. Kebiasaan ini membantu kita menjaga pengeluaran agar tetap terkendali, sekaligus meningkatkan kesadaran tentang kondisi keuangan kita.
3. Hindari Hutang yang Tidak Perlu
Banyak milenial tergoda oleh kemudahan penggunaan layanan kredit digital atau fitur “Pay Later” pada aplikasi dompet digital. Fitur ini memungkinkan pembelian barang atau jasa dengan pembayaran tertunda. Namun, ini tetap merupakan bentuk hutang yang, jika dibiarkan tanpa kontrol, akan membebani anggaran bulanan. Jika harus berutang, pastikan untuk memilih utang yang bermanfaat, misalnya untuk kebutuhan pendidikan atau investasi, dan hindari menggunakan hutang untuk keperluan konsumtif.
4. Memiliki Dana Darurat
Dana darurat adalah salah satu aspek yang wajib dimiliki untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, perawatan kesehatan, atau kebutuhan mendesak lainnya. Idealnya, dana darurat setara dengan 6 kali pengeluaran bulanan bagi individu lajang, atau 12 kali pengeluaran bulanan bagi pasangan yang sudah menikah. Menyisihkan sebagian dari penghasilan bulanan untuk dana darurat adalah langkah penting agar kita lebih siap menghadapi kondisi tak terduga.
5. Biasakan Menabung dan Mulai Berinvestasi
Menabung dan berinvestasi adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan dari pengelolaan keuangan. Menabung sebaiknya dimulai sejak dini, terutama sejak memiliki penghasilan tetap. Selain itu, investasi adalah pilihan cerdas untuk menumbuhkan uang dan mencapai tujuan finansial jangka panjang. Investasi memiliki beberapa bentuk, mulai dari reksa dana, saham, properti, hingga peer-to-peer lending. Generasi milenial dapat memilih bentuk investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko mereka.
Salah satu metode yang bisa diterapkan adalah metode SIP (Saving, Investment, Protection):
- Saving (Menabung): Alokasikan sebagian dari pemasukan untuk disimpan dan jaga konsistensi dalam menabung setiap bulan.
- Investment (Investasi): Selain menabung, berinvestasi memungkinkan pertumbuhan nilai uang untuk tujuan finansial jangka panjang.
- Protection (Perlindungan): Jika kondisi finansial sudah stabil, pertimbangkan untuk mengambil perlindungan, baik berupa asuransi kesehatan maupun jiwa. Perlindungan ini akan membantu mengantisipasi risiko finansial akibat hal-hal tak terduga.
6. Gunakan Teknologi untuk Membantu Mengatur Keuangan
Di era digital, banyak aplikasi yang membantu mengelola keuangan lebih mudah. Aplikasi seperti Mint, YNAB (You Need a Budget), dan Dompet Aman dapat digunakan untuk mencatat pengeluaran, membuat anggaran, dan melacak investasi. Aplikasi ini juga memiliki fitur pengingat agar kita tidak lupa membayar tagihan atau melakukan setoran investasi. Dengan memanfaatkan teknologi, kita bisa mengontrol keuangan dengan lebih praktis.
7. Tetapkan Kebiasaan yang Baik untuk Masa Depan
Mengelola keuangan bukan hanya tentang memotong pengeluaran atau menambah pemasukan; ini adalah kebiasaan yang perlu dibangun dan dijaga sepanjang hidup. Tetapkan batasan yang realistis dalam hal pengeluaran, terutama untuk hal-hal yang bersifat konsumtif. Kembangkan pola hidup sederhana dan belajar menunda kepuasan (delayed gratification) untuk mencapai tujuan keuangan yang lebih besar.
sumber refrensi: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-banjarmasin/baca-artikel/14026/Mengatur-Keuangan-Untuk-Generasi-Milenial.html